"Cepat keluarkan semua uang yang ada dilemari ini, kalau tidak engkau akan kubunuh!" hardik perampok.
"Uangnya ada di laci, di lemari tidak ada uang, engkau sendiri yang ambil, tetapi tolong tinggalkan sedikit karena beras saya sudah habis, jika engkau tidak tinggalkan sedikit besok saya akan kelaparan!" kata si petapa.
Perampok itu mengambil semua uang yang ada di laci, ketika hendak meninggalkan tempat itu petapa itu berkata, "Setelah menerima pemberian dari orang lain, seharusnya engkau mengucapkan terima kasih!"
"Terima kasih," kata perampok itu.
Ketika dia membalikkan badan akan meninggalkan tempat ini hatinya sangat kacau, belum pernah dia mengalami keadaan seperti ini, dia berhenti sekejab, lalu teringat dia tidak boleh membawa pergi semua uang tersebut, lalu dia mengambil segenggam diletakkan di meja dan meninggalkan tempat itu.
Beberapa waktu kemudian, akhirnya perampok ini ditangkap oleh polisi. Setelah diintrogasi, dia mengakui perbuatannya, lalu polisi membawanya ke biara petapa itu.
Polisi bertanya kepada petapa, "Beberapa hari yang lalu perampok ini datang kesini merampok, benarkah?"
"Dia tidak merampok saya, saya yang memberi uang itu kepadanya. Ketika dia meninggalkan tempat itu dia masih sempat mengucapakan terima kasih, demikianlah kejadian yang sebenarnya," jawab petapa.
Si perampok mendengar perkataan petapa yang sangat toleran ini, hanya bisa menggigit bibirnya, wajahnya basah oleh air mata, tidak dapat mengucapkan sepatah katapun lalu mengikuti polisi meninggalkan tempat itu.
Perampok ini ketika dibebaskan dari penjara, datang ke biara menemui petapa, memohon kepada petapa menerima dia sebagai muridnya. Namun petapa itu tidak mengizinkan, orang ini lalu berlutut diluar biara 3 hari 3 malam, akhirnya petapa menerima dia menjadi muridnya.
Orang yang berbuat kesalahan dapat bertobat dan berubah menjadi baik, sesuatu hal yang patut ditiru.
Charles Jo..
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
No comments:
Post a Comment